home PBNU home IPNU home GP-ANSOR home MUI

Senin, 09 Juli 2012

GP Ansor Umumkan Nominator Anugerah Wirasantri Mandiri

 
Jakarta, NU Online
Panitia Lomba Anugerah Wirasantri Mandiri 2012, menetapkan nama peserta Lomba Penulisan Kreatif Wirausaha. Dewan juri telah menyeleksi para pendaftar.
Dewan juri memisahkan mereka berdasarkan empat kategori yang diperlombakan. Empat kategori itu adalah Industri Kreatif (IK), Jasa dan Perdagangan (JP), Pengolahan Pangan (PP), dan Pertanian, Perikanan, serta Peternakan (PPP).
Nominator kategori Industri Kreatif (IK) sebagai berikut:
1.Ning Mujiati dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
2. Septi Indriani Ningsih dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
3. Erin Setyowati dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
4. Imas Amalia Hartina dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
5. Silfianatus Solichah Azizah dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
6. Dewi Fatimatuz Zahro dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
7. Izzah Khoiri dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
8. Nuzul Nugraheni dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
9. Fita Nurul Istiqlaliyah dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
10. Fitriana Rifa’atin dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
11. Nur Lailatun Ni’mah dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
12. Dewi Setiawati dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
13. Ummi Azizah dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
14. Zulfa Imro’atus Sholihah dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
15. Imam Sibaweh dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
16. Irwan Setiawan dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.
17. Lukman Arifin dari PP. Raudlatul Ulum, Guyangan, Trangkil, Pati, Jateng.

Sementara nominator Jasa dan Perdagangan (JP) adalah:
1. Ummi Nabila Azaria dari PP. Darul ‘Ulum, Peterongan, Jombang, Jatim.
2. Hadi Nur Rohman dari PP. Nurul Ummah, Kotagede, Yogyakarta.
3. Irawan Fuadi dari PP. Nurul Ummah, Kotagede, Yogyakarta.
4. Erva Yuly Rakhmawanti dari PP. Almunawwir Putri, Krapyak, Yogyakarta.
5. Mas‘ud dari PP Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
6. M. Afandi dari PP Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
7. Khoirur Roziqin dari PP. Almusyaffa, Kendal Jateng.
Nominator kategori Pengolahan Pangan (PP) adalah:
1. Nasrudin dari PP. Entrepreneur, Girirejo, Tempuran, Magelang, Jateng.
2. Itroh Ariyasah dari PP. Darussalam Dukuhwaluh, Kembaran, Banyumas, Jateng.
3. Endah Nur H dari PP. Darussalam Dukuhwaluh, Kembaran, Banyumas, Jateng.
4. Ema Yakti Afifah dari PP. Darussalam Dukuhwaluh, Kembaran, Banyumas, Jateng.
5. Fatia Putri Hasna dari PP. Darussalam Dukuhwaluh, Kembaran, Banyumas, Jateng.
6. Luluk Makhnuniyah dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
7. Rizki Aliyah Arrohma dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
8. Siti Julaiha dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
9. M. Zainal Abidin dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
10. Makhfud Arifin dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim
11. Fatimatuz Zuhriyah Maulidevi dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
12. Khurin Insyafi‘ati dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
13. Nurul Qomariyah dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
Sedangkan nominator kategori Pertanian, Perikanan, serta Peternakan (PPP) adalah:
1. Moch. Purnomo dari PP. Minhajut Thullab, Krikilan, Banyuwangi, Jatim.
2. Dwi Cahyono dari PP. Minhajut Thullab, Krikilan, Banyuwangi, Jatim.
3. Taufiq Shidqi dari PP. Minhajut Thullab, Krikilan, Banyuwangi, Jatim.
4. Agifian Hanif Firdaus dari PP. Nurul Ummah, Kotagede, Yogyakarta.
5. Arief dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
6. Sohib dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
7. Aisyatul Widad dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
8. Feti Apriliyaputri dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
9. Lely Afzadia Alfarieza dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
10. Luluk Indah Lestari dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
11. Siti Hindun dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
12. Eviana Safitry dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
13. Asyita Almufidah dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.
14. Jumainah dari PP. Miftahul Ulum Alyasini, Areng-Areng Ngabar, Pasuruan, Jatim.

“Para nominator itu akan mempresentasikan karya tulis mereka di hadapan para juri. Mereka diharapkan dapat menerangkan kalkulasi modal dan peluang bisnis kewirausahaan yang mereka tawarkan dalam proposal,” tandas M. Saleh Ramli, Ketua Panitia Lomba Presentasi Bisnis Anugerah Wirasantri Mandiri 2012 GP. Ansor kepada NU Online, melalui telepon, Senin (9/7) sore.

Syaikhona Kholil Penentu Berdirinya NU

 
Judul: Syaikhona Kholil Bangkalan Penentu Berdirinya Nahdlatul Ulama
Penulis: RKH Fuad Amin Imron
Pengantar: Dr KH Said Aqil Siradj, MA
Editor: Nico Ainul Yakin
Penerbit: Kahlista, Surabaya
Cetakan: I, Juni 2012
Tebal: 228 hlm.
Peresensi: Ach. Tirmidzi Munahwan

Madura yang mayoritas penduduknya banyak orang mengatakan kehidupannya berada di bawah kemiskinan, berwatak keras, mata pencahariannya setiap hari sebagai petani, pedagang, dan mengadu nasib ke berbagai manca negara. Meskipun banyak orang yang cenderung mengartikan orang Madura dikenal mempunyai kepribadian kurang baik, identik dengan kekerasan, padahal kenyataannya tidaklah demikian. Orang Madura juga mayoritas penduduknya adalah orang yang taat beragama, ramah, halus santun, seperti orang Madura yang ada di Kabupaten Sumenep. Semangat dan etos kerja yang pantang menyerah dan istiqamahnya dalam meraih cita-cita, adalah salah satu karakter yang dimiliki oleh Madura.

Pulau yang terdiri dari empat kabupaten, yakni Kabupaten Bangkalan, Sampang, Pamekasan, dan Sumenep ini dikenal dengan tempat kediaman para raja dan kiai. Seperti Raja Sultan Abdurrahman (Asta Tinggi Sumenep), Raja Batu Ampar Pamekasan, dan salah satu kiai yang cukup fenomenal, yakni Syaikhona Kholil Bangkalan. Syaikhona Kholil ini, adalah keturunan dari para wali songo yakni, Sunan Kudus (Sayyid Ja’far Shodiq), Sunan Ampel (Raden Rahmat), Sunan Giri (Muhammad Ainul Yaqin), Sunan Gunung Jati (Syarif Hidayatullah), dan bersambung hingga Rasulullah SAW. Maka tidak berlebihan jika banyak orang beranggapan bahwa, Syaikhona Kholil dikatakan seorang ulama dan gurunya para kiai se-Jawa dan Madura.

Sejumlah murid yang berhasil dicetak menjadi ulama besar oleh Syaikhona Kholil adalah, Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari (Tebu Ireng Jombang), KH Wahab Hasbullah (Tambak Beras Jombang), KH Bisri Syansuri (Denanyar Jombang), KH As’ad Syamsul Arifin (Sukorejo Situbondo), Kiai Cholil Harun (Rembang), Kiai Ahmad Shiddiq (Jember), Kiai Hasan (Genggong Probolinggo), Kiai Zaini Mun’im (Paiton Probolinggo), Kiai Abi Sujak (Sumenep), Kiai Toha (Bata-Bata Pamekasan), Kiai Usymuni (Sumenep), Kiai Abdul Karim (Lirboyo Kediri), Kiai Munawir (Krapyak Yogyakarta), Kiai Romli Tamim (Rejoso Jombang), Kiai Abdul Majid (Bata-Bata Pamekasan). Dari sekian santri Syaikhona Kholil pada umumnya menjadi pengasuh pesantren dan tokoh NU seperti Hadratus Syaikh KH. Hasyim Asy’ari dan Kiai Wahab Hasbullah. Bahkan Presiden pertama RI Soekarno, juga pernah berguru pada Syaikhona Kholil Bangkalan (hal.17-177).

Selain berhasil mencetak para santri-santrinya menjadi kiai, Syaikhona Kholil adalah salah satu kiai yang menjadi penentu berdirinya organisasi terbesar di Indonesia, yakni Nahdlatul Ulama yang disingkat (NU). Dalam proses pendiriannya para kiai NU tidak sembarangan mendirikan sebuah organisasi, dalam jangka dua tahun Kiai Hasyim Asy’ari melakukan shalat istikharah (minta petunjuk kepada Allah), untuk mendirikan sebuah organisasi yang mewadahi para pengikut ajaran ahlussunnah wal jama’ah. Meskipun yang melakukan istkharah adalah Hadratus Syaikh KH Hasyim As’ari, akan tetapi petunjuk (isyarah) tersebut tidak jatuh ke tangan Kiai Hasyim Asy’ari, melainkan isyarah tersebut melalui Syaikhona Kholil Bangkalan. Munculnya isyarah sebuah tongkat dan tasbih yang akan diberikan kepada Hadratus Syaikh KH Hasyim Asy’ari melalui perantara Kiai As’ad Syamsul Arifin, yang merupakan tanda akan berdirinya sebuah organisasi besar yakni jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU).

Dalam buku biografi lengkap Syaikhona Kholil Bangkalan ini, juga menceritakan beberapa kisah karomah Syaikhona yang terkadang sulit dijangkau oleh akal manusia. Seperti dalam kesaksian Kiai As’ad Syamsul Arifin, salah satu santri yang sekaligus menjadi khodim (pelayan) Syaikhona Kholil. Suatu ketika Kiai As’ad dipanggil oleh Syaikhona Kholil, diperintah untuk memberikan seutas tasbih dan bacaan asmaul husna “Ya Jabbar Ya Qohhar”, kepada Kiai Hasyim As’ari dan sekaligus memberikan uang 1 ringgit untuk bekal dalam perjalanan. Setelah memberikan uang sebagai bekal dalam perjalanan, tasbih pemberian Syaikhona Kholil akhirnya dikalungkannya kepada leher Kiai As’ad, lalu berangkatlah beliau ke Jombang. Dengan kekuasaan Allah, dalam perjalanan dari Bangkalan hingga sampai di Jombang uang pemberian Syaikhona Kholil tetap utuh. Kejadian ini menurut Kiai As’ad adalah bagian karamah yang dimiliki oleh Syaikhona Kholil Bangkalan.

Jika kita dicermati dengan seksama ternyata pendirian jam’iyah Nahdlatul Ulama (NU), melalui proses waktu yang panjang. Dan proses berdirinya NU ini, menurut penulis tidak lepas dari perjuangan dan peran “Tokoh Empat Serangkai” yakni Syaikhona Kholil Bangkalan, Kiai Hasyim Asy’ari, Kiai Wahab Hasbullah, dan Kiai As’ad Syamsul Arifin. Namun menurut penulis, penyebutan empat ulama tersebut bukan berarti menafikan peran penting ulama lainnya seperti, Kiai Nawawie Sidogiri Pasuruan, Kiai Ridwan Surabaya, dan Kiai Bisri Sansuri Jombang.

Penulis dan editor kurang selektif dan teliti dalam mengoreksi buku ini, banyak kepenulisan yang salah ketik yang tentunya akan mengganggu kepada pembaca. Namun buku ini tetap menarik untuk kita baca dan kita miliki. Dengan membaca buku Syaikhona Kholil Bangkalan ini, pembaca akan di ajak untuk meneladani perjuangan Syaikhona Kholil dan para ulama lainnya ketika melakukan proses berdirinya NU. Mengingat besar perjuangan para tokoh NU, dengan harapan warga NU khususnya para elit-elit NU mampu mengembalikan NU kepada jati dirinya, yaitu sebagai pengayom umat, penjaga pesantren, dan pengawal tradisi. NU bukanlah kendaraan berpolitik praktis yang tujuannya hanya untuk meraih kekuasaan dan jabatan. Wallahu a’lam


* Dosen Sekolah Tinggi Islam Blambangan (STIB) Banyuwangi

112 Cabang Ikuti Kongres Pagarnusa


 

Lamongan, NU Online
Kongres Pagarnusa kedua diikuti 24 wilayah dan 112 cabang. Acara akan dilaksanakan dari tangga 9 Juli sampai 12 Juli 2012, bertempat di Pondok Pesantren Sunan Drajat, Paciran, Lamongan-Jawa Timur.
“Utusan dari 24 propinsi dan 112 cabang sudah hadir. Selebihnya masih menunggu kehadiran peserta. Beberapa cabang masih dalam perjalanan,” kata Sekjen PP Pagarnusa Fathurrahman di sela persiapan pembukaan (9/7).

“Perkembangan Pagarnusa pasca diselenggarakannya Festival pencak silat di Bekasi beberapa bulan yang lalu, semakin menambah minat berapa perguruan pencak silat untuk berafiliasi dengan Pagarnusa,” jelasnya.

Fathurrahman mengatakan, semua persiapan acara dari mulai forum hingga penginapan sudah selesai disiapkan. Pengamanan juga mendapat perhatian khusus dalam acara tersebut. “Kami dari Pasukan Inti menerjunkan 10 pasukan inti I dan 10 Pasukan Inti II, yang masing-masing mempunyai Korlap” terang M. Yasin, panitia bagian keamanan.

Sementara itu, Ketua Umum PP. Pagarnusa Fuad Anwar berharap Pagarnusa ke depan dapat kembali ke khittah, yakni bermanfaat untuk kepentingn umat mewujudkan rasa aman, ketentraman dan keadilan.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls